Konflik Antar Budaya di Media Sosial

HAPPY INDAH NURLITA GOERITMAN
4 min readApr 26, 2021

--

Pada pertengahan April, tagar #IndonesiaSaySorryForThailand menjadi trending topic di platform media sosial Twitter. Usut punya usut, kasus ini bermula ketika seorang pria warga negara Thailand bernama Suriya Koedsang mengunggah foto pernikahannya dengan seorang laki-laki bernama Bas di akun Facebook pribadinya pada 4 April 2021. Postingan foto Suriya tersebut menjadi perhatian para netizen Indonesia yang menganggap pernikahan sejenis sangat bertentangan dengan norma dan nilai yang dianut masyarakat Indonesia.

Merespon postingan Suriya tersebut, netizen Indonesia beramai-ramai menyerang akun Suriya dengan menuliskan komentar tidak menyenangkan yang menjurus pada cyberbullying bernada hinaan selama 3 hari lamanya. Mayoritas warganet Indonesia menyebut pernikahan sejenis melawan kodrat Tuhan, bertentangan dengan agama, membuat dunia kiamat, bahkan ada yang menuliskan ancaman pembunuhan terhadap kaum gay. Postingan tersebut mendapat lebih dari 492.000 komentar dan dibagikan lebih dari 41.000 kali.

Meski Netizen menuliskan komentar negatifnya dalam bahasa Indonesia, Suriya dan Bas pada akhirnya paham bahwa mereka sedang di-bully karena orientasi seksual mereka. Meski pada awalnya Suriya dan Bas tidak menanggapi komentar netizen namun pada akhirnya mereka merespon dengan menempuh jalur hukum setelah ada salah satu akun yang membuat ancaman pembunuhan melalui gambar kambing disembelih terhadap pasangan gay tersebut, keluarga bahkan fotografer pernikahan mereka.

Suriya meminta pertolongan hukum kepada pengacara Ronnarong Kaewpetch dari Network of Campaigning for Justice dan diliput oleh banyak media. Ronnarong mengatakan bahwa setiap orang Indonesia yang sudah memberikan komentar negatif kepada pasangan gay itu akan dijerat hukum dan ditangkap kepolisian Thailand ketika memasuki negara Thailand. Meski KBRI Indonesia sendiri menanggapi hal tersebut terlalu berlebihan.

Viralitas kasus penikahan pasangan gay Thailand ini juga memicu debat daring antara netizen Indonesia dengan Netizen Thailand yang membela Suriya dan Bas dalam ratusan ribu komentar. Namun tidak semua netizen Indonesia berkomentar negatif, ada juga yang meminta maaf pada Suriya dan Bas serta netizen Thailand atas tindakan memalukan netizen Indonesia. Tagar #IndonesiaSaySorryforThailand lalu viral di jagat media sosial sebagai bentuk permintaan maaf Indonesia atas perlakuan tidak sopan dan menyakitkan yang dilakukan netizen Indonesia lainnya. Tagar #IndonesiaSaySorryforThailand dicuitkan lebih dari 81.000 kali di platform Twitter dan menjadi trending topic nomor satu hingga 13 April lalu.

Seorang pengguna TikTok juga sempat membagikan kisah yang menceritakan nasib adiknya diberhentikan dari pekerjaannya di Thailand pasca media mengangkat perlakuan cyberbullying terhadap warga Thailand itu. Kisah itu lalu viral dan disebut juga menjadi pemicu tagar permintaan maaf Indonesia untuk Thailand, meski kisah tersebut belum bisa diverifikasi kebenarannya. Saat ini, komentar bernada negatif di akun milik Suriya dan Bas sudah mereda meski masih ada sejumlah netizen yang masih menghujat, memprovokasi atau ‘trolling’.

Kasus Suriya dan Bas dengan netizen Indonesia merupakan konflik antar budaya yang terjadi melalui media sosial. Konflik adalah ganguan antara dua atau lebih individua tau kelompok orang yang saling bergantung yang merasakan tujuan, nilai atau harapan tidak sesuai dalam mencapai tujuan tersebut (Nakayama & Martin, 2012). Konflik antar budaya memiliki ciri unik, yaitu ambiguitas. Dalam kasus Suriya dan Bas, terdapat ambiguitas dalam konflik yang muncul. Sebagian orang mempermasalahkan gender, sebagian lagi mempermasalahkan agama. Ciri lainnya yang muncul adalah bahasa dan gaya konflik yang kontradiktif. Suriya dan Bas tidak memahami bahasa Indonesia dengan baik sehingga sulit untuk memberikan respon yang efektif untuk meredam perang komentar antar netizen Indonesia dengan netizen Thailand. Untuk itu Suriya dan Bas lebih memilih diam dan tidka merespon.

Perbedaan pandangan dan keyakinan mengenai hubungan sesama jenis menjadi konflik nilai yang muncul antara netizen Indonesia dan netizen Thailand. Menurut Mark Cole (1996), konflik nilai terjadi ketika orang memiliki ideologi yang berbeda tentang masalah tertentu. Netizen Indonesia menilai hubungan sesama jenis adalah amoral dan menentang agama. Meski Indonesia menggadang-gadang toleransi sebagai nilai luhur bermasyarakat, nampaknya tidak berlaku bagi orientasi seksual. Terlebih lagi Suriya dan Bas tinggal dan menikah di Thailand. Dalam artian, tidak memiliki hubungan langsung dengan warga Indonesia dan tidak merugikan apapun bagi masyarakat Indonesia. Sementara bagi netizen Thailand, mereka menghargai hubungan sesama jenis atau bahkan transgender.

Nakayami dan Martin (2012) menyatakan bahwa konflik tidak bisa dihindari selama individu berada dalam irisan pertemuan budaya yang berbeda. Namun konflik rumit dan berlapis yang memiliki beberapa dimensi; interpersonal, sosial, agama dan politik. Media sosial dapat memperburuk konflik di semua tingkatan, namun di sisi lain beberapa ahli justru berpendapat bahwa komunikasi online dapat membantu menyelesaikan konflik.

Ketika konflik terjadi, ada sejumlah pendekatan yang bisa digunakan untuk mengatasinya. Misalnya pendekatan langsung/tidak langsung, ekspresi emosional, pengekangan, atau pendekatan intepretatif dan kritis (Nakayama & Martin, 2012).

Pertanyaan penelitian:

Pendekatan apa yang sebaiknya digunakan untuk mengatasi konflik antar budaya Indonesia-Thailand yang paling tepat?

Apakah media sosial bisa mengatasi konflik atau justru memperburuk konflik?

Referensi:

Martin, J. N., & Nakayama, T. K. (2013). Intercultural communication in contexts. New York, NY: McGraw-Hill.

Haikal. (2021). Begini Cerita Warganet Bully Pasangan Gay Thailand. Retrieved from https://nusadaily.com/entertainment/begini-cerita-warganet-bully-pasangan-gay-thailand.html, 19 April 2021.

Hastanto, I. (2021). Pasangan Gay Thailand Viral di Facebook Karena Dibully dan Diancam Netizen Indonesia. Retrieved from https://www.vice.com/id/article/88n4kv/pasangan-gay-thailand-viral-di-facebook-karena-dibully-dan-diancam-netizen-indonesia, 19 April 2021.

Minews. (2021). Indonesia Say Sorry For Thailand Trending Minta Maaf Gegara Hina Pasangan Gay Thailand. Retrieved from https://www.minews.id/viral/indonesiasaysorryforthailand-trending-minta-maaf-gegara-hina-pasangan-gay-thailand, 19 April 2021.

--

--

No responses yet